Nama lengkap beliau adalah Aiman bin Muhammad bin Rabi’ Azh Zhahawiri, dengan kunyah abu abdirrahman. Lahir di ibu kota mesir kairo pada tanggal 15 romadhon 1375 H. kakek beliau dari garis ayah Azh Zhahawiri, adalah seorang Syaikh ( rektor ) di Universitas al Azhar. Sementara kakek dari pihak ibu adalah Dr. Abdul Wahhab Azzam Basya, dosen kebudayaan timur ( orientalisme ) di Fakultas Ilmu Budaya, sekaligus rektor Universitas Kairo. Kakek beliau inilah yang telah menterjemahkan karya – karya penyair terkenal Pakistan, Muhammad Iqbal ke dalam bahasa arab.
Dr. Aiman Azh Zhahawiri memiliki latar belakang keluarga yang kaya raya, terpandang dan berpendidikan.. ayah beliau Muhammad bin Rabi’ Azh Zhahawiri adalah seorang dosen kedokteran Universitas Ain Syam. Ia adalah salah satu dokter ternama di Mesir.
Pendidikan
Semangat berislam Dr. Aiman Azh Zhahawiri telah tumbuh sejak beliau masih kecil. Hal itu bisa dilihat dari keterikatan beliau dengan masjid, baik untuk sholat berjama’ah maupun mengikuti berbagai kajian atau pelajaran ilmiah islam. Beliau tumbuh berbeda dengan kebanyakan remaja seusia beliau. Beliau adalah sosok yang tekun membaca dan gemar menelaah berbagai disiplin ilmu. Selanjutnya Dr. aiman Azh Zhahawiri banyak berinteraksi dengan komunitas “salafi” Mesir yang terhimpun dari Jama’ah Anshorus Sunnah Al Muhammadiyah. Beliau sering bertandang ke masjid jama’ah Anshorus Sunnah.
Di masjid ini para penuntut ilmu berkumpul, menyimak pelajaran agama dan kajian Al Qur'an. Awal mulanya kajian itu hanyalah majelis tilawah Qur_an dan ilmu tajwid di bawah bimbingan seorang syaikh, kemudian berkembang menjadi kajian – kajian tafsir. Setelah itu di lanjutkan dengan mengkaji kitab – kitab salafiyah, seperti kitab karangan ibnu taimiyah yang fatwa – fatwanya sangat mengesankan dan mewarnai pemikiran mereka.
Pendidikan menengah beliau tempuh di Madrasah Tsanawiyah modern di daerah Ma’adi, Kairo. Disinilah beliau mulai berkenalan dengan Dr. Abdul Qodir bin Abdul Aziz, yang kelak dikemudian hari menjadi partner seperjuangan selama kuliah spesialis Mata di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo, dan juga dalam langkah hijrah beliau sebagai rangkaian jihad. Beliau selesai kuliah pada tahun 1394H dengan mengantongi predikat jayyid jiddan (summa cum laude) dan melanjutkan studi ke Magister Bedah Umum hingga lulus pada tahun 1398 H. sedangkan gelar Doktor di bidang bedah diperoleh dari salah satu Universitas di Pakistan.
Organisasi / Tanzhim
Aktivitas Dr. Aiman Azh Zhahawiri dalam ‘amal islamiy ( pergerakan islam ) dimulai sejak muda, yaitu pada tahun 1966 ketika Sayyid Quthb digantung. Namun nama beliau mulai mengemuka pasca peristiwa terbunuhnya Anwar Saddat. Beliau dituduh terlibat jaringan yang berusaha menghabisi anwar sadat. Akhirnya beliau di tangkap pada tanggal 25 Dzulhijjah 1401 H dan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara. Takanan dan intimidasi yang dilancarkan rezim Husni Mubarak membuat sebagian aktivis islam terpaksa meninggalkan mesir. Di saat yang sama jihad di Afghanistan sedang berkecamuk, Dr. Aiman Azh Zhahawiri dan Dr. Abdul Qodir bin Abdul Aziz memanfaatkan Bulan Sabit Merah Kuwait sebagai stepping stone untuk aksi jihad mereka (amaliyah jihadiyah ) mereka kedepan.
Tahun 1405 H beliau mulai menjalani aktivitas sebagai sukarelawan medis di Rumah Sakit Bulan Sabit Merah yang ada di Peshawar, Pakistan. Dari sini beliau mulai masuk dan ambil bagian dalam jihad di wilayah Afghanistan tahun 1413 H bersama karib beliau syaikh Usamah bin Ladin, Dr. Aiman hijrah ke Sudan. Pada tahun 1416 H kembali ke Afghanistan saat Taliban menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan dan berhasil mendirikan pemerintahan islam.
Pada tahun 1418 H, bersama dengan sejumlah tokoh jihad, yaitu Usamah bin Ladin (kantor Pelayanan Mujahidin, Pakistan), Rifa’ie Ahmad Thaha (Jama’ah Islamiyah, Mesir) dan Amir Hamzah (Harakah Mujahidin,Bangladesh). Dr. aiman Azh Zhahawiri membidani lahirnya “ Front Islam Internasional untuk Melawan Yahudi dan Salibis”. Front inilah yang kini diyakini banyak orang sebagai embrio dari sebuah organisasi jihad trans-nasional, yang kemudian dikenal dengan “tanzhim Qo’idatul Jihad” atau yang lebih popular dengan sebutan “Al Qa’idah).
Semangat jihad beliau patut diteladani, hingga usia yang sudah tak tergolong muda lagi beliau masih tetap setia berada dimedan - medan jihad. Melalui sebuah rekaman video singkat yang dipublikasikan Media Informasi As Sahab, beliau nyatakan dukungan menyusul berdirinya Daulah islam Iraq pada bulan Ramadhan 1427 H,sekaligus mengajak kaum muslimin untuk membela dan menokong perjuangan para mujahidin demi tegaknya izzul islam wal muslimin.
“saya kirimkan salamku dan salam saudara – saudaraku kepada saudara – saudara kami mujahidin di Iraq. Dan saya ucapkan selamat kepada mereka atas diproklamasikannya Daulah Islamiyah Iraq. Juga saya serukan kepada selruh umat islam untuk mendukung Daulah yang teguh dan masih belia ini. Karena atas ijin Allah, Daulah ini merupakan pintu gerbang untuk kemerdekaan Palestina dan menghidupkan kembali Khilafah Islamiyah. Saya juga serukan kepada seluruh saudara – saudaraku mujahidin di Iraq untuk bergabung dengan rombongan yang penuh berkah ini ( Daulah Islam Iraq) untuk menyelamatkan Iraq bekas ibu kota Khilafah, dari makar bangsa salib dan antek – antek mereka, padagang agama dan penghianat, dan untuk menggagalkan konspirasi Abdul Aziz al Hakim yang mengemis tuannya, pelindung salib dan pecundang di Washington “.
SUMBER:ASHHABULKAHFI.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar